LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI STRIKTUR URETRA
I. Pengertian
Striktur Uretra adalah penyempitan lumen uretra akibat adanya jaringan parut dan kontraksi. (Brunner & Suddarth, 2002: 1468)
II. Etiologi
            Faktor penyebab hemoroid adalah :
- Cidera uretra (akibat insersi peralatan bedah selama operasi transuretral, kateter indwelling, atau prosedur sitoskopi)
- Cidera akibat peregangan
- Cidera yang berhubungan dengan kecelakaan mobil, uretritis gonorheal yang tidak ditangani
- Abnormalitas kongenital
III. Tanda dan gejala pendukung adanya Striktur Uretra 
▪   Kekuatan pancaran dan jumlah urin berkurang
▪   Infeksi dan retensi urinarius
▪   Urin menglir balik dan mencetuskan sistisis, prostatitis dan pielonefritis
▪   Timbulnya nyeri 
IV. Penatalaksanaan
Penanganan  dapat mencakup didilatasi secara bertahap area yang menyempit  (menggunakan logam yang kuat atau bougies) atau secara bedah. Jika  striktur menghambat pasase kateter, ahli urology menggunakan beberapa  filiform bougies untuk membuka jalan. Ketika salah satu bougie mampu  mencapai kandung kemih, maka dilakukan fiksasi, dan urin akan didrainase  dari kandung kemih. Jalan yang terbuka tersebut kemudian didilatasi,  rendam duduk menggunakan air panas dan analgesik non-narkotik diberikan  untuk mengendalikan nyeri. Medikasi antimikrobial diresepkan untuk  beberapa hari setelah dilatasi untuk mencecah infeksi.
Eksisi bedah atau uretroplasti  mungkin diperlukan untuk kasus yang parah. Sistostomi suprapubis mungkin diperlukan untuk beberapa pasien. 
IV.  Diagnosa keperawatan
1.      Cemas / takut b/ d lingkungan baru, jauh dari orang yang disayangi, kurang pengetahuan terhadap tindakan yang akan dilakukan.
2.      Gangguan rasa nyaman b/ d adanya pemasangan kateter
3.      Resiko injuri (jatuh dari bed) b/ d kesadaran menurun akibat anastesi.
4.      Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d perdarahan intra operasi.
V. Pathways
Konstipasi, diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, fibroma uteri, pembesaran prostat, tumor rectum.
|  | |||
|  | |||
VII. Intervensi
| Diagnosa  | Tujuan | Intervensi | Rasional | 
| PRE OP Cemas b/d penurunan fungsi kognitif dan kurangnya pengetahuan   terhadap penyakitnya. POST OP Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan   saraf perifer POST OP Resiko injuri   (jatuh dari bed) b/ d kesadaran menurun akibat anastesi INTRA OP Gangguan   keseimbangan cairan dan elektrolit b/d perdarahan intra operasi | Setelah diberi   penjelasan tentang prosedur operasi dan suport mentral dengan KH : -    Pasien mengungkapkan   kondisinya  -    Ekspresi wajah pasien tidak   tampak gelisah. -    Klien mau bertanya tentang   tindakan yang akan dilakukan. Rasa nyeri   berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 15 menit dengan   KH  -    pasien mengatakan nyeri   berkurang. -    Pasien menunjukan skala nyeri   pada angka 3. -    Ekspresi wajah klien rileks. Meminimalkan penyebab injuri dengan melakukan tindakan 1x 15   menit, KH : -    Klien tidak jatuh dari bed -    Klien dalam posisi yang   nyaman Volume cairan dalam tubuh seimbang setelah dilakukan 1 x 10 menit   dengan KH : -    TTV dalam batas normal : TD : 120/80 mmHg N : 80x/ menit S : 35,4 0 C R : 20 x/ menit -    Integritas kulit baik -    Seimbang antara input dan out   put | -    beri penjelasan tentang   prosedur yang akan dilakukan pada klien -    Orientasikan klien pada   lingkungan yang baru -    Anjurkan klien untuk berdoa -    Beri waktu klien untuk   bertanya -    Beri motivasi klien tentang   prosedur tindakan -    Dorong klien untuk   mengungkapkan perasaannya -    Kaji TTV -    Teliti keluhan nyeri, catat   intensitasnya, lokasinya dan lamanya - Atur posisi senyaman mungkin - Ajarkan managemen relaksasi -    Monitor TTV -    Kolaborasi pemberian obat   analgetik -    Memberi bed tambahan dikanan   dan kiri klien -    Pantau posisi klien -    Memantau TTV -    Memantau intake dan output   cairan -    Memantau integritas cairan | � Agar pasien jelas dengan prosedur apa yang dilakukan � Mengurangi rasa cemas pada pasien -              -              � Agar dapat diketahui skala nyerinya pada derajat I-IV, supaya   pasien tidak tegang dan timbul cemas � Untuk kenyamanan pasien � Mengetahui cairan intek maupun output apakah seimbang atau tidak.  | 
DAFTAR PUSTAKA
   Long, Barabara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah 2. Jakarta: EGC
   Priharjo, Robert. (1996). Pengkajian fisik Keperawatan. Jakarta: EGC
   Smeltzer, Suzane. C dan Brenda G. Bare. (2002). Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah Bruner & Suddarth
            Carpenito, Lynda Juall. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC
 

Tidak ada komentar:
Posting Komentar