Sabtu, 19 November 2011

KANKER PAYUDARA

Ca Mammae
Apakah kanker payudara itu ? 
Bila pada suatu tempat di badan kita terdapat pertumbuhan sel-sel yang berlebihan, maka akan terjadi suatu benjolan atau tumor. Tumor ini dapat bersifat jinak maupun ganas. Tumor yang ganas inilah yang disebut dengan kanker. Tumor ganas mempunyai sifat yang khas, yaitu dapat menyebar luas ke bagian lain di seluruh tubuh untuk berkembang menjadi tumor yang baru. Penyebaran ini disebut metastase. Kanker mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Ada yang tumbuh secara cepat, ada yang tumbuh tidak terlalu cepat, seperti kanker payudara.

Sel kanker payudara yang pertama dapat tumbuh menjadi tumor sebesar 1 cm pada waktu 8-12 tahun. Sel kanker tersebut diam pada kelenjar payudara. Sel-sel kanker payudara ini dapat menyebar melalui aliran darah ke seluruh tubuh. Kapan penyebaran itu berlangsung, kita tidak tahu. Sel kanker payudara dapat bersembunyi di dalam tubuh kita selama bertahun-tahun tanpa kita ketahui, dan tiba-tiba aktif menjadi tumor ganas atau kanker. 
Perkembangan kanker 
Stadium I (stadium dini) 
Besarnya tumor tidak lebih dari 2 - 2,25 cm, dan tidak terdapat penyebaran (metastase) pada kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium I ini, kemungkinan penyembuhan secara sempurna adalah 70 %. Untuk memeriksa ada atau tidak metastase ke bagian tubuh yang lain, harus diperiksa di laboratorium. 
Stadium II 
Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada kelenjar getah bening di ketiak. Pada stadium ini, kemungkinan untuk sembuh hanya 30 - 40 % tergantung dari luasnya penyebaran sel kanker. Pada stadium I dan II biasanya dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian penyebaran, dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal. 
Stadium III 
Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh, dan kemungkinan untuk sembuh tinggal sedikit. Pengobatan payudara sudah tidak ada artinya lagi. Biasanya pengobatan hanya dilakukan penyinaran dan chemotherapie (pemberian obat yang dapat membunuh sel kanker). Kadang-kadang juga dilakukan operasi untuk mengangkat bagian payudara yang sudah parah. Usaha ini hanya untuk menghambat proses perkembangan sel kanker dalam tubuh serta untuk meringankan penderitaan penderita semaksimal mungkin. 
Pencegahan awal 
Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya benjolan di payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi, payudara agak membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan. Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut : 
Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara. Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter. 
Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara. 
Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa lagi. 
Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri. 
Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara sempurna 
Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan. 
Pengobatan lanjut 
Bila ditemukan adanya benjolan, biasanya dokter akan menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan mammografie. Mammografie adalah pemeriksaan payudara dengan alat rontgen dan merupakan suatu cara pemeriksaan yang sederhana, tidak sakit, dan hanya memakan waktu 5 - 10 menit saja. Saat terbaik untuk menjalani pemeriksaan mammografie adalah seminggu setelah selesai menstruasi. Caranya adalah meletakkan payudara secara bergantian antara 2 lembar alas, kemudian dibuat foto rontgen dari atas ke bawah, kemudian dari kiri ke kanan. Hasil foto ini akan diperiksa oleh dokter ahli radiologi. Sebuah benjolan sebesar 0,25 cm sudah dapat terlihat pada mammogram. 
Cara lainnya adalah dengan operasi kecil untuk mengambil contoh jaringan (biopsi) dari benjolan itu, kemudian diperiksa di bawah mikroskop laboratorium patologi anatomi. Bila diketahui dan dipastikan bahwa benjolan itu adalah kanker, maka payudara harus diangkat seluruhnya untuk menghindari penyebaran ke bagian tubuh yang lain. 
Siapakah yang harus menjalani pemeriksaan mammografie ? 
Wanita yang berumur lebih dari 50 tahun. 
Wanita yang memiliki ibu atau saudara perempuan yang pernah menderita kanker payudara. 
Wanita yang pernah menjalani pengangkatan salah satu payudaranya. Wanita dalam golongan ini harus berada dalam pengawasan yang ketat. 
Wanita yang belum pernah melahirkan anak. Ternyata pada golongan ini sering dijumpai serangan kanker payudara.
Kesehatan - 10 Cara Cegah Kanker Payudara
01 Jul 2004 16:12:28

Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa kanker payudara menjadi perhatian kesehatan nomor satu bagi wanita di Inggris. Tetapi statistik juga menunjukkan sembilan dari sepuluh penderita ingin merubah gaya hidup mereka untuk mengurangi resiko penyakit itu. 

Ada langkah-langkah tertentu yang setiap wanita dapat lakukan untuk membantu mengurangi kemungkinan berkembangnya kanker payudara. Berikut 10 tips yang dapat membantu pencegahan kanker payudara: 
Kesadaran akan payudara itu sendiri 
Lebih dari 90% tumor payudara dideteksi oleh wanita itu sendiri. Perrhatikan setiap perubahan pada payudara menjadi bagian penting perawatan kesehatan wanita. Saat ini, wanita disarankan untuk menjadi “breast aware”. Ini berarti wanita harus tahu seperti apa payudara mereka di depan cermin, dan rasakan saat mandi atau terlentang pada periode berbeda setiap bulan sehingga jika ada perubahan yang tidak normal dapat diketahui segera. 
Berikan ASI pada bayi 
Beberapa penelitin menunjukkan ada hubungan antara pemberian ASI dan menurunnya resiko berkembangnya kanker payudara meskipun belum ada kesepakatan yang jelas akan hal ini. Para peneliti mengklaim bahwa lebih muda dan lebih lama seorang ibu memberikan ASI pada banyinya adalah semakin baik. Hal ini didasari pada teori bahwa kanker payudara berkaitan dengan hormon estrogen. Pemberian ASI secara berkala akan mengurangi tingkat hormon tersebut. 
Jika menemukan gumpalan, segera ke dokter 
Penelitian menunjukkan banyak wanita menunda untuk ke dokter jika mereka menemukan gumpalan pada payudaranya, mereka takut memiliki kanker. Ini adalah hal terburuk yang mereka lakukan. Jika menemukan gumpalan, segera konsultasi ke dokter karena ini akan membantu menenangkan pikiran. Jika gumpalan tersebut adalah kanker, segera lakukan pengobatan yang tepat untuk menyelamatkan jiwa. 
Cari tahu apakah ada sejarah kanker payudara pada keluarga 
Masih perlu banyak penelitian untuk memahami secara menyeluruh semua penyebab kanker payudara. Tetapi satu hal yang perlu untuk diyakini adalah faktor gen. Faktor ini setidaknya sebanyak 10% dari semua kasus kanker payudara. Hal ini dianggap satu dalam 500 orang membawa gen yang dapat membuat mereka diduga memiliki penyakit tersebut. 
Perhatikan konsumsi alkohol 
Dalam sejumlah penelitian, alkohol memiliki kaitan dengan kanker. Hal ini didasari pada kenyataan bahwa alkohol meningkatkan estrogen. 
Perhatikan berat badan 
Obesitas nampaknya dapat menngkatkan resiko kanker payudara. Para peneliti menemukan wanita dengan berat 44 sampai 55 pound setelah umur 18 sebanyak 40% memiliki resiko lebih tinggi terkena kanker dibanding mereka yang berubah-ubah hanya 4 atau 5 pound semasa remajanya. 
Olahraga secara teratur 
Beberapa penelitian menyarankan bahwa olahraga dapat menurunkan resiko kanker payudara. Hal ini karena penelitian menunjukkan bahwa semakin kurang berolahraga, semakin tinggi tingkat esrogen dalam tubuh. 
Kurangi makanan berlemak 
Ada banyak perdebatan tentang hubungan kanker payudara dengan diet. Tetapi ada bukti bahwa gaya hidup barat tertentu nampaknya dapat meningkatkan resiko penyakit. 
Jika lebih dari 50 tahun, lakukan screening payudara secara teratur
Meskipun masih diperlukan banyak penelitian untuk menentukan penyebab kanker payudara , satu dari faktor utama penyebab adalah faktor usia. 80% kanker payudara terjadi pada wanita berumur diatas 50 tahun. 
Belajar relaks 
Banyak tercatat bahwa stres dapat menyebabkan semua jenis masalah kesehatan. Meskipun masih banyak perdebatan atas temuan ini, menurunkan tingkat stres akan menguntungkan untuk kesehatan secara menyeluruh, termasuk resiko kanker payudara.
Kanker Payudara Bukan Akhir Segalanya


Istimewa
Merokok dapat meningkatkan resiko kanker payudara

JAKARTA – Bagi mayoritas orang, vonis kanker bisa berarti akhir dari segalanya, seolah jalan kematian terbuka di depan mata. Kemajuan teknologi medis padahal memungkinkan kanker bisa dideteksi lebih awal dan penyebaran sel kanker bisa dihambat lebih cepat sehingga usia harapan hidup pun lebih panjang. Selain itu, kemauan untuk hidup merupakan terapi utama dari pengobatan kanker. 
Seorang perempuan usia 30-an memegang mike dengan tangan gemetar, mengatakan bahwa ia telah menjalani mastektomi (operasi pengangkatan payudara) akibat kanker yang dideritanya. Meski semua kerabat dan dokter mengatakan bahwa usia adalah urusan Tuhan, tak urung ia sangat takut dengan datangnya kematian itu. ” Saya berharap ada support group yang bisa saling membantu dan menguatkan untuk menghadapi derita ini,” ujarnya dengan suara menahan tangis dalam diskusi terbuka tentang pengobatan kanker payudara yang digelar Rumah Sakit Kanker Dharmais di Jakarta baru-baru ini.
Ia memang tak hendak bertanya kepada pembicara, seorang dokter yang merupakan salah satu pakar kanker di RS Dharmais. Ia hanya ingin mengeluh, seperti mayoritas perempuan lainnya yang hadir dalam forum tersebut, mengenai kanker payudara yang menggerogoti kesehatan mereka. Namun tak urung, dr. Sutjipto, Sp.B.Onk yang menjadi nara sumber diskusi tersebut mengatakan bahwa pernyataan ” usia adalah urusan Tuhan” memang hal paling jujur yang dikatakan dokter. 
Menurut Sutjipto, hingga saat ini, penyebab kanker belum diketahui secara pasti. Karena itu, upaya pencegahan sebenarnya juga tidak ada. Satu-satunya usaha yang bisa dilakukan adalah menemukan kanker payudara sedini mungkin sehingga terapi yang dilakukan bisa membantu seseorang untuk memperpanjang usia harapan hidup. ” Mati bisa terjadi kapan saja dan tak perlu harus menderita kanker,” ujar Sutjipto serius.
Lelaki berkaca mata ini juga mengatakan bahwa ada beberapa pasien kanker payudara yang sembuh sama sekali setelah dilakukan mastektomi. Ini terjadi karena anak sebar dari sel kanker tersebut tidak ada. Sehingga begitu dilakukan mastektomi, sel kanker tersebut benar-benar hilang. Meski begitu, ia mengakui sel kanker adalah sel yang unik. Pernah ada suatu kasus di mana pasien yang telah diangkat sel kankernya 20 tahun lalu mendadak datang ke ruang praktiknya dan mengeluhkan rasa sakit. Kemudian ditemukan bahwa sel kanker yang telah lenyap 20 tahun lalu muncul lagi di tempat yang berbeda. ” Kami menyebutnya double primer,” ujar Sutjipto.
Hingga saat ini, frekuensi kanker payudara mencapai angka 20 persen dari seluruh penyakit kanker. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar 7 juta. Survei terakhir di dunia menunjukkan tiap 3 menit ditemukan penderita kanker payudara dan setiap 11 menit ditemukan seorang perempuan meninggal akibat kanker payudara.
Sementara di Indonesia, rata-rata penderita kanker payudara adalah 10 dari 100 ribu perempuan, menjadikan penyakit ini berada di urutan kedua penyakit kanker yang kerap ditemukan setelah kanker mulut rahim.

”Western Therapy” 
Menurut Sutjipto, sekitar 70 persen pasien kanker payudara datang ke rumah sakit berada pada kondisi stadium lanjut. Penyebab keterlambatan penderita datang ke dokter ini, antara lain takut operasi, percaya pada pengobatan tradisional atau paranormal dan faktor ekonomi atau ketiadaaan biaya. ” Padahal makin tinggi stadiumnya maka kemungkinan sembuh akan turun hingga 15 persen,” demikian Sutjipto. 
Ia menambahkan bahwa perempuan tidak boleh meremehkan jika ada benjolan di payudaranya. Meski tidak semua benjolan di payudara berarti kanker, tapi tidak ada salahnya untuk melakukan pemeriksaan sehingga bisa dipastikan dan cepat ditangani. 
Selain benjolan, hal lain yang perlu dicurigai adalah kista pada payudara disertai keluar cairan dari puting susu. Dikuatkan dengan penemuan tanda-tanda penyebaran sel kanker saat diperiksa dengan USG atau mamografi. 
Bahkan dari pengalaman, Sutjipto bisa memastikan sebuah benjolan pada payudara merupakan kanker atau bukan hanya lewat sentuhan. ” Jika benjolan tersebut dipegang dan terasa keras seperti kentang atau bakso yang berada dalam kulkas, maka bisa dipastikan benjolan tersebut adalah kanker,” jelasnya. 
Jika sel kanker berada pada stadium dini hingga stadium 3 maka terapi yang dilakukan berupa pembedahan, kemoterapi (pemberian obat antikanker), terapi radiasi atau hormonal. ” Tapi jika sudah mencapai stadium 4, kita tidak bisa melakukan apa-apa, kecuali kemoterapi dan radiasi,” demikian Sutjipto. 
Sampai pertengahan abad ke-19, pengobatan kanker payudara dilakukan hanya dengan pengangkatan tumor saja dan terbukti tidak efektif. Rata-rata penderita meninggal pada tahun pertama atau kambuh lagi. Tahun 1863, ilmuwan Inggris dr. Sir James Paget menyarankan tindakan pembedahan yang lebih luas, tapi cara ini juga tidak berhasil. Kemudian antara tahun 1875-1882, Dr Charles H. Moore melakukan terapi dengan mengangkat seluruh jaringan payudara, populer dengan istilah mastektomi. ” Tapi ini pun belum berhasil karena sel kanker masih tumbuh lagi di ketiak hingga tulang belikat,” jelas Sutjipto. Tahun 1875-1882, terapi dilakukan dengan mastektomi dan pengangkatan kelenjar getah bening di ketiak. 
Saat terapi tersebut tak juga berhasil, Dr Wilham Halsted muncul dengan ide mastektomi radikal pada tahun 1882. Operasi mastektomi radikal ini tak hanya mengangkat seluruh jaringan payudara, tapi juga jaringan otot di bagian belakang payudara. Hasilnya, kulit menjadi sangat tipis hingga tulang iga terlihat oleh mata telanjang. Menurut Sutjipto, efek samping dari mastektomi radikal ini adalah tangan menjadi besar.
Syukurlah, ” cerita seram” Halsted tersebut kini tak perlu terjadi sejak ditemukan teknologi radioterapi sekitar tahun 1940-an. Para pasien kanker payudara ” hanya” perlu menjalani mastektomi biasa diikuti dengan terapi radiasi pascapembedahan. Ditambah pula, penemuan obat antikanker sejak 25 tahun lalu telah mampu mengurangi kemungkinan kambuhnya kanker. 
Sejak tahun 1980-an, kanker payudara stadium dini hingga stadium 2 mendapatkan terapi pembedahan yang diteruskan dengan pemberian radiasi, dikenal dengan istilah breast conserving therapy. Juga muncul metode sentinel node untuk kanker payudara stadium dini, yakni metode pembedahan tanpa perlu mengangkat seluruh jaringan payudara.
Menariknya, dalam sentinel node, sebelum tindak pembedahan dilakukan metode untuk menentukan kelenjar getah bening yang sudah terkena sel kanker. Menurut Sutjipto, hal ini membuat tindak pembedahan lebih terarah dan tidak semua kelenjar getah bening diangkat sehingga mengurangi efek samping. Setelah pembedahan dilanjutkan dengan radiasi dan kemoterapi. Sementara jika sel kanker telah memasuki stadium 3, satu-satunya tindakan yang bisa dilakukan adalah mastektomi, kemudian diikuti dengan kemoterapi dan radiasi.
Namun Sutjipto menambahkan bahwa pihaknya tidak melarang jika seorang pasien kanker payudara melakukan Eastern Therapy, yakni pengobatan tradisional dengan memanfaatkan tumbuhan atau formula terapi lainnya yang diyakini bisa menyembuhkan. ” Jika ia yakin dengan terapi itu, silakan saja,”katanya. Namun selain menjalani terapi tradisional, sebaiknya pasien juga melakukan terapi pengobatan medis, populer dengan istilah Western Therapy. Karena dengan terapi medis, setidaknya dokter bisa menelusuri secara ilmiah penyebaran sel kanker tersebut dan melakukan formula pengobatan yang sudah diuji kebenarannya. ” Sampai sekarang, belum ada kasus di mana pengobatan medis berbenturan dengan pengobatan tradisional,” demikian Sutjipto. (san)

Hindari Kanker Payudara Sejak Dini

Tak ada seorang wanita yang mau menderita penyakit kanker payudara, termasuk anda dan juga saya. Namun minimnya pengetahuan tentang penyakit ini, membuat kita lengah. Akibatnya bisa gawat, maka dari itu sekali waktu kita perlu memeriksa payudara kita untuk menghindari penyakit mengerikan ini. 
Dari pemeriksaan itu kita akan dapat mengantisipasi jika ada tanda-tanda aneh dengan payudara kita. Adapun ciri-ciri payudara yang tidak sehat adalah puting tidak simetris, puting tertarik ke dalam, kulit payudara kisut seperti kulit buah jeruk dan keluarnya cairan dari puting. 
Untuk lebih mengenal kondisi payudara anda, sering-seringlah melakukan pemeriksaan. Hal ini tak perlu dilakukan oleh dokter ahli, anda bisa juga melakukannya di rumah. Langkah pemeriksaan payudara : 
Amati 
1. Berdiri didepan cermin dan perhatikan satu demi satu payudara anda. Periksa: ukuran, bentuk, warna, garis bentuk payudara simetris atau tidak serta warna puting. 
2. Angkat lengan tinggi-tinggi melebihi kepala dan perhatikan payudara dari sisi yang satu ke sisi yang lain. Raba-rabalah dengan lembut. 
3. Tekan tangan anda pada pangkal paha dan dorong pundak ke arah depan. Amati satu demi satu payudara anda. 
Rasakan 
1. Berdiri di depan cermin dan mulailah melakukan pemeriksaaan tepat di bawah tulang selangka. 
2. Basahi ujung-ujung jari tangan kiri dengan body lotion. Tekan lembut payudara sebelah kanan dengan tangan kiri dan buat putaran kecil melingkari payudara dengan gerakan memutar ke seluruh area payudara termasuk puting. 
3. Lanjutkan pemeriksaan ke jaringan-jaringan payudara di bawah ketiak. 
4. Lakukan hal yang sama pada payudara sebelah kiri, dengan menggunakan tangan kanan. 
5. Berbaringlah dan angkat salah satu lengan anda melebihi batas kepala. 
Periksalah sekali lagi payudara kiri dan kanan dengan merabanya. Buatlah catatan kecil hasil pemeriksaaan hari ini dan tandai kalender anda untuk pemeriksaan pada bulan mendatang. Jika dari pemeriksaan tersebut, anda meras ada hal yang aneh jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter. (mydoc/tutut)
Hindari Kanker Payudara Sejak Dini

Tak ada seorang wanita yang mau menderita penyakit kanker payudara, termasuk anda dan juga saya. Namun minimnya pengetahuan tentang penyakit ini, membuat kita lengah. Akibatnya bisa gawat, maka dari itu sekali waktu kita perlu memeriksa payudara kita untuk menghindari penyakit mengerikan ini.
Dari pemeriksaan itu kita akan dapat mengantisipasi jika ada tanda-tanda aneh dengan payudara kita. Adapun ciri-ciri payudara yang tidak sehat adalah puting tidak simetris, puting tertarik ke dalam, kulit payudara kisut seperti kulit buah jeruk dan keluarnya cairan dari puting. 

Untuk lebih mengenal kondisi payudara anda, sering-seringlah melakukan pemeriksaan. Hal ini tak perlu dilakukan oleh dokter ahli, anda bisa juga melakukannya di rumah. Langkah pemeriksaan payudara :

Amati

1. Berdiri didepan cermin dan perhatikan satu demi satu payudara anda. Periksa: ukuran, bentuk, warna, garis bentuk payudara simetris atau tidak serta warna puting. 

2. Angkat lengan tinggi-tinggi melebihi kepala dan perhatikan payudara dari sisi yang satu ke sisi yang lain. Raba-rabalah dengan lembut. 

3. Tekan tangan anda pada pangkal paha dan dorong pundak ke arah depan. Amati satu demi satu payudara anda. 

Rasakan

1. Berdiri di depan cermin dan mulailah melakukan pemeriksaaan tepat di bawah tulang selangka. 

2. Basahi ujung-ujung jari tangan kiri dengan body lotion. Tekan lembut payudara sebelah kanan dengan tangan kiri dan buat putaran kecil melingkari payudara dengan gerakan memutar ke seluruh area payudara termasuk puting. 

3. Lanjutkan pemeriksaan ke jaringan-jaringan payudara di bawah ketiak. 

4. Lakukan hal yang sama pada payudara sebelah kiri, dengan menggunakan tangan kanan. 

5. Berbaringlah dan angkat salah satu lengan anda melebihi batas kepala. 

Periksalah sekali lagi payudara kiri dan kanan dengan merabanya. Buatlah catatan kecil hasil pemeriksaaan hari ini dan tandai kalender anda untuk pemeriksaan pada bulan mendatang. Jika dari pemeriksaan tersebut, anda meras ada hal yang aneh jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter. (mydoc/tutut)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Photobucket