Senin, 21 November 2011

Askep Pasien Sirosis Hepatis dan Hematemesis Melena

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SIROSIS HEPATIS + HEMATEMESIS MELENA


1. KONSEP PENYAKIT
a. Pengertian
Sirosis hepatis adalah stadium akhir penyakit hati menahun dimana secara anatomis didapatkan proses fibrosis dengan pembentukan nodul regenerasi dan nekrosis.
b. Penyebab
Beberapa penyebab dari sirosis hepatic yang sering adalah:
1) Post nekrotic cirrhosis (viral hepatits)
2) Proses autoimmune:
a) Cronic active hepatitis.
b) Biliary cirhosis
3) Alkoholisme


c. Patofisiologi
Hepatitis virus Alkoholisme

Nekrosis parenkhim hati


Pembentukan jaringan ikat



Kegagalan parenkhim hati      Hipertensi portal   Asites Ensefalopati


Mual-mual Varises esophagus      Penekanan diafragma         Kesadaran 
Nafsu makan     
Kelemahan otot     Tekanan meningkat        Ruang paru menyempit
Cepat lelah        Kerusakan
pembuluh darah pecah      Sesak nafas         komunikasi
Perub. Nutrisi
Intolerans aktifitas            Hematemisis / Melena Ggn Pola nafas 
Resiko tinggi cedera
Kerusakan mobilitas fisik    Ggn Perfusi jaringan
Defisit perawatan diri           Ggn keseimbangan cairan dan elektrolit

d. Gambaran Klinis
1) Mual-mual, nafsu makan menurun
2) Cepat lelah
3) Kelemahan otot
4) Penurunan berat badan
5) Air kencing berwarna gelap
6) Kadang-kadang hati teraba keras
7) Ikterus, spider naevi, erytema palmaris
8) Asites
9) Hematemesis, melena
10) Ensefalopati
e. Pemeriksaan Laboratorium
1) Urine : bila ada ikterus, urobilin dan bilirubin menjadi positif.
2) Feses : ada perdarahan maka test benzidin positif.
3) Darah : dapat timbul anemia, hipoalbumin, hiponatrium.
4) Test faal hati.
f. Prognosis Yang Jelek
1) Adanya ikterus yang jelek.
2) Pengobatan sudah satu bulan tanpa perbaikan.
3) Asites.
4) Hati yang mengecil.
5) Ada komplikasi yang neurologist.
6) Ensefalopati.
7) Perdarahan.
g. Pengobatan
1) Istirahat yang cukup.
2) Makanan tinggi kalori dan protein.
3) Vitamin yang cukup.
4) Pengobatan terhadap penyulit.

2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
a. Data Fokus
1) Data Subyektif
a) Keluhan perut tidak enak, mual dan nafsu makan menurun.
b) Mengeluh cepat lelah.
c) Mengeluh sesak nafas
2) Data Obyektif
a) Penurunan berat badan
b) Ikterus.
c) Spider naevi.
d) Anemia.Air kencing berwarna gelap.
e) Kadang-kadang hati teraba keras.
f) Kadar cholesterol rendah, albumin rendah.
g) Hematemesis dan melena.

b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada serosis hepatis adalah:
1) Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia.
2) Intolerans aktifitas b/d kelemahan otot.
3) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d hipertensi portal.
4) Gangguan perfusi jaringan b/d hematemesis dan melena.
5) Cemas b/d hematemesis dan melena.
6) Gangguan pola nafas b/d ekspansi paru menurun
7) Kerusakan komunikasi verbal b/d gangguan persarafan bicara.
8) Resiko tinggi cedera b/d gerakan yang tidak terkontrol.
9) Kerusakan mobilitas fisik b/d efek kekakuan otot.
10) Defisit perawatan diri b/d keadaan koma.


c. Rencana Tindakan
1) Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
Tujuan: kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil: menunjukkan peningkatan nafsu makan.
Rencana tindakan:
Intervensi Rasional
1. Diskusikan tentang pentingnya nutrisi bagi klien.
2. Anjurkan makan sedikit tapi sering.

3. Batasi cairan 1 jam sebelum dan sesudah makan.
4. Pertahankan kebersihan mulut.


5. Batasi makanan dan cairan yang tinggi lemak.
6. pantau intake sesuai dengan diet yang telah disediakan. Nutrisi yang baik dapat mempercepat proses penyembuhan.
Peningkatan tekanan intra abdominal akibat asites menekan saluran GI dan menurunkan kapasitasnya.
Cairan dapat menurunkan nafsu makan dan masukan.
Akumulasi partikel makanan di mulut dapat menambah bau dan rasa tak sedap yang menurunkan nafsu makan.
Kerusakan aliran empedu mengakibatkan malabsorbsi lemak.
Untuk mencukupi nutrisi intake harus adekuat.

2) Intolerans aktifitas berhubungan dengan kelemahan otot.
Tujuan: Klien dapat beraktifitas sesuai dengan batas toleransi.
Kriteria hasil: menunjukkan peningkatan dalam beraktifitas.
Rencana tindakan:
Intervensi Rasional
1. Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktifitas contoh: apakah tekanan darah stabil, perhatian terhadap aktifitas dan perawatan diri.
2. Jelaskan pola peningkatan bertahap dari aktifitas contoh: posisi duduk di tempat tidur, bangun dari tempat tidur, belajar berdiri dst.
3. Berikan bantuan sesuai dengan kebutuhan (makan, minum, mandi, berpakaian dan eleminasi). Stabilitas fisiologis penting untuk menunjukkan tingkat aktifitas individu.

Kemajuan aktifitas bertahap mencegah peningkatan tiba-tiba pada kerja jantung.

Teknik penghematan energi menurunkan penggunaan energi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Arthur C. Guyton and John E. Hal (1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9, EGC, Jakarta.
2. Marylin E. Doengoes (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta.
3. Carpenito, Lynda Juall (2001), Diagnosa Keperawatan Edisi 8, EGC, Jakarta.
4. Soeparman (1987), Ilmu Penyakit Dalam I, FKUI, Jakarta.
5. Stefan Silbernagl, Florian Lang (2000), Pathophysiology, Thieme, Struttgart New York.
6. Sarjadi (1999), Patologi Umum  dan Sistemik, Edisi 2, EGC, Jakarta.
7. Aji Dharma (1991), Patofisiologi Konsep Klinik Proses-proses Penyakit, EGC, Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Photobucket