Minggu, 20 November 2011

Askep Pasien Penderita CVP, Kateterisasi Vena Sentral

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENDERITA
Dengan 
PEMASANGAN CVP
ASKEP PADA PENDERITA DENGAN KATETERISASI VENA SENTRAL (CVP) TANPA KOMPLIKASI YANG MENYERTAI

TINJAUAN PUSTAKA
A. MEDIS
I. ISTILAH & TEMPAT KANULASI
Kanulasi vena sentral adalah memasang kateter dari vena perifer ke vena sentral

Vena sentral meliputi :
1. Vena besar intra torakal
a. Vena cava superior
b. Vena cava inferiot
2. Atrium kanan

Tempat tempat kanulasi:
1. vena vena tengah
a. Vena Basilika.
b. V. Cephalica
2. Vena Leher
a. vena yugularis externa
b. Vena yugularis interna.
3. Vena sub clavia.
4. Vena femoralis
5. Pada bayi baru lahir: vena umbilicalis.

II. FUNGSI MONITORING TEKANAN VENA SENTRAL
1. Untuk mengetahui fungsi jantung sebagai pompa  berfungsi atau tidak.
Contoh : decompensasi cordis.

2. Untuk memperkirakan volume darah atau cairan dalam tubuh.
Contoh : normal, hipovolemik atau hipervolemik.
3. Untuk mengetahui tonus pembuluh darah / vaskuler tonus

Contoh : - Normal
- Lemah : vasodilitasi.
- Berlebihan : vasokonstriksi

Harga normal dari CVP adalah : 5 - 15 cm H2O

Titik 0 ditentukan :
Setinggi atrium kanan
mid axillary line.
Posisi pasien.
Diukur dengan water pas / pipa U

III. PENILAIAN
Harga VCP rendah karena:
1. perdarahan banyak  hypovolemik
trauma berat.
Extra uteri gravidarum terganggu.
Internal bleeding.
Fraktur femur
2. Sequestrasi cairan : mengumpulnya cairan tubuh pada rongga yang tak berfungsi:
Ilius paralitik, ilius obstruktif  cairan di rongga abdomen.
Luka bakar yang luas, bulla
3. Sepsis ( infeksi sistemik)
Tonus pembuluh darah hilang karena reaksi dari infeksi, pembuluh darah melebar (vasodilatasi) sedangkan volume tetap.

Harga CVP meningkat apabila:
1. decomp. Cordis.
2. Overhidrasi

IV. INDIKASI PEMASANGAN CVP
1. Pada  pasien dengan trauma berat sehingga terjadi perdarahan banyak  shock
2. Pasien dengan operasi besar:
Open heart
Trepanasi dengan perdarahan banyak.
3. Pasien dengan kelainan ginjal:
ARF (akut renal failure)
Oliguria yang belum jelas. (pre renal, renal)
4. Pasien dengan gagal jantung
5. Pasien yang diberikan nutrisi parenteral
Dengan dektrose 20 %, aminofusin
6. Pasien yang diberikan tranfusi jumlah besar 9tranfusi masif)

V. MACAM-MACAM ALAT, KANULA, KATETER CVP
Cavavik
Drum cartridge
Double / triple lumen kateter, oleh karena sifat kateter lenbtur maka untuk memudahkan masuknya  kateter dilengkapi dengan stylet (mandrin)

VI. SIFAT KANULA, KATETER CVP IDEAL
Lentur
Radio paque
Tidak mudah tertekuk.
Trombogenik minimal.
Iritasi minimal.

VII. KOMPLIKASI DARI KANULASI CVP
Perdarahan
Tromboplebitis: emboli thrombus, emboli udara, sepsis
Pneumothorak, hemothorak, hydrothorak
Pericardial effusion
Aritmia : - ringan (sebentar hilang)
- serius ( PVC s/d vibrilasi)

VIII. PERSIAPAN ALAT-ALAT.
Tourniquet / penjerat
Sarung tangan steril
Cavafix
Desinfektan (betadin, alkohol 70 %)
Lidocain 2 % untuk lokal anesthesi
Spuit 5 cc sebanyak 2 biji.
Infus set 2 biji
Kran 3 arah (three way stop cock)
Cairan isotonis (Pz, Rl, RD, D5%)
Manometer dan selang CVP
Doek lubang steril
Water pas / pipa U
Bantal kecil dan perlak kecil.
Bengkok
Standart infus
Vena seksi kalau perlu.
Gunting venband, kasa steril, plaster.
Skala manometer

IX. CARA KERJA PEMASANGAN CAVAFIX PADA VENA LENGAN
Pasang torniquet
Pakai sarung tangan steril
Desinfeksi dan tutup dengan douk lubang steril.
Buka cavafix, ambil jarum kateter.
Tusukkan pada vena yang telah dipersiapkan, bila masuk  darah akan keluar lewat kateter.
Ambil kateter CVP, buka penutupnya.
Ujung kateter CVP masukkan ke kateter jarum
Kateter CVP masukkan pelan-pelan.
Setelah ujung kateter sampai di bahu, abduksikan lengan dan kepala pasien menoleh ke aran pemasang.
Kateter CVP kedalamannya sesuai dengan yang dikehendaki, lepaskan stiletnya.
Kateter CVP di aspirasi dengan spuit 10 cc yang berisi PZ 3 - 5 cc
Spuit di lepas hubugkan infus  PZ, RL. Cek tetesan infus
Tutup lokasi penusukan CVP dengan kasa steril, sebelumnya oleskan betadin dan fiksasi dengan plaster.  catat tanggal pemasangan pada pelaster dan list observasi
Pasang three way cock untuk menghubungkan infus set dan selang manometer sebagai pengatur cairan.
Pasang manometer, titik 0 ditentukan, pembacaan CVP dilakukan.

X. CARA MENGUKUR CVP
a. perhatikan posisi pasien.
b. Dengan water pas  letakkan     titik 0     setinggi mid    aksillary line (ICS 2 - 3) posisi ini menggambarkan setinggi atrium kanan
c. Kran infus ke arah jantung ditutup, kemudian selang yang menempel di manometer di isi dengan meneteskan cairan.
d. Setelah slang pada manometer terisi secukupnya, tetesan infus di stop dan kran kearah jantung dibuka.
e. Cairan dalam slang yang menempel pada manometer akan turun secara pelan-pelan sampai tidak turun lagi.
f. Maka angka yang di tunjukkan pada permukaan air  itulah nilai CVP

XI. UNTUK MENGETAHUI TEPAT TIDAKNYA PEMASANGAN CVP
Dengan foto thorak.
Dengan menurunkan botol infus lebih dulu dibawah dari posisi jantung maka darah akan mengalir keluar.
Dengan melihat fluktuasi cairan sesuai dengan irama napas  berarti ujung kateter berada di atrium tetapi bila sesuai dengan denyut nadi maka ujung kateter berada di ventrikel

B. KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN  ANALISA DATA
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Masalah yang timbul:
1. Kurangnya rasa nyaman / nyeri
2. Potensial terjadinya infeksi pembuluh darah
3. Potensial terjadi pembuntuan.

III. PERENCANAAN
1. Kurangnya rasa nyaman / nyeri s/d pemasangan CVP
Tujuan: rasa nyaman terpenuhi (1Hari)
Rencana tindakan:
Beri tahu pasien bagaimana tubuh yang terpasang CVP sementara jangan digerakkan.
Beri motivasi tentang maksud dan tujuan pemasangan CVP serta bahayanya bila tidak dipasang CVP
Anjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan jangan bernapas terlalu cepat.
Lakukan observasi  6 X kardinal / jam

2. Potensial terjadinya infeksi pembuluh darah s/d pemasangan CVP
Tujuan: tidak terjadi infeksi pembuluh darah
Rencana tindakan:
Lakukan ganti balutan secara aseptik
Ganti balutan bila basah dan kotor.
Observasi tanda-tanda infeksi setiap ganti balutan dan laporkan hasilnya.
Anjurkan pada pasien untuk tidak merubah balutan dan  jangan menggaruk balutan.
Jangan berikan obat melalui CVP
Segera ganti cairan, infus set, three way stop cock bila pasien menggigil atau bila didalam infus set ada gumpalan dari reaksi cairan.
Ganti infus set, three way / 2 X 24 jam.
Jaga kebersihan lingkungan sekitar pasien serta kebersihan pasien.
Amati respon pasien selama melakukan tindakan.
3. Potensial terjadi pembuntuan s/d posisi yang tidak betul.
Anjurkan pada pasien agar posisi tangannya tidak tertekuk / ditekuk
Kontrol kembali tetesan cairan sesudah mengukur CVP dan mengganti balutan.lakukan aspirasi (menyodot) bila terjadi pembuntuan CVP
Tetesan secar continus / teratur

IV. PELAKSANAAN
Merupakan realisasi dari rencana yang telah dirumuskan

V. EVALUASI
Hasil yang diharapkan:
Dx. 1:
Pasien tidak menggerakkan bagian tubuh yang terpasang CVP
Pasien mau menerima tindakan pemasangan CVP
Pasien mau melakukan latihan napas dalam secara teratur.
Tanda-tanda vital teratur, pasien tidak mengeluh rasa sakit.
Dx. 2
Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
Daerah sekitar penusukan CVP terlihat bersih.
Pasien tidak menggigil
Dx 3.
Pasien ikut menjaga tetesan cairan dan mengatur posisi tangan
Tidak terjadi pembuntuan dan cairan menetes lancar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Photobucket