Senin, 21 November 2011

Askep Diare

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DIARE

1.1 Latar Belakang
Diere adalah penyebab penting kekurangan gizi, ini disebabkan karena adanya anoreksia pada penderita diare, sehingga penderita makan lebih sedikit dari biasanya dan kemampuan menyerap sari makanan juga berkurang. Padahal kebutuhan sari makananya meningkat  akibat adanya infeksi. Setiap episod diare menyebabkan kekurangan gizi, sehingga bila episode diare berkepanjangan maka dampaknya terhadap pertumbuhan dan perkembangan akan terlihat keterlambatan tubuh kembang pada anak dan bayi.

Diare merupakan penyebab utama angka kesakitan dan kematian pada anak di negara berkembang, dengan perkiraan 1,3 milyar episode dan 3,2 juta kematian setiap tahun pada balita. Secara keseluruhan anak-anak ini mengalami rata-rata 3,3 epoisode diare pertahun. Pada daerah yang dnegan angka episode yang tinggi ini, seorang balita dapat menghabiskan 25 % waktunya dengan diare. Sekitar 80 % kematian yang berhubungan dengan diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Penyebab utama kematian   karena diare adalah dehidrasi sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinjanya. Penyebab kematian lain adalah disentri, kekurangan gizi, dan infeksi serius seperti pnemoni.

Menurut laporan Departemen Kesehatan, di Indonesia setiap anak mengalami diare 1,6 samapi 2 kali setahun. Hasil SKRT (survaey kesahatan rumah tangga) di Indonesia angka kematian diare anak balita dan bayi permil pertahun berturut menunjukan angka sebagai berikut ; 6,6 (balita) 22 (bayi) pertahun 1980; 3,7 (balita) dan 13,3 (bayi) pada tahun1985. 2,1 (balita) 7,3 (bayi) pada tahun 1992. 1 balita dan 8 bayi pada tahun 1995. Sementara itu morbiditas diare tidak menunjukan hal yang sama. Dari hasil studi morbiditas oleh DEPKES di 8 propinsi pada tahun 1989,1990,1995 berturut-turut morbiditas diare menunjukan 78 %, 103 % dan 100 %. Apalagi dengan terjadinya krisis ekonomi yang melanda negara Asia dimana Indonesia yang terparah, angka kejadian diare menunjukan kenaikan. Bahkan gangguan kesehatan maupun yang terkait dengan diare seperti gangguan gizi  dan ISPA menunjukan hasil yang nyata (DEPKES RI, 1999).

Meskipun  pada orang dewasa  penyakit diare baiasanya lebih ringan dari pada pada anak tetapi angka kejadian yang semakin menurun menujukan angka kemajuan penanganan diare. Pada saat ini sudah tersedia pengobatan yang mudah dan efektif  yang dapat menurunkan jumlah kematian karena diare  pada sebagian besar kasus. Sekarang dengan dipakainya upaya pembentukan KPD (kegiatan pendidikan Diare) antara lain dengan pojok URO (Upaya Rehidrasi Oral) di banyak rumah sakit dan dilanjutkan dengan pendidikan medik penberantasan diare  kasus diare di bangsal semakin berkurang secara nyata.

1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Mempelajari asuhan keperawatan pada anak usia toddler dengan diare akut dehidrasi sedang.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian pada anak toddler dengan  diare akut dehidrasi sedang.
2. Mampu melakukan  intervensi anak usia toddler dengan diare akut dehidrasi sedang
3. Mampu melakukan tindakan pada anak usia toddler dengan diare akut dehidrasi sedang
4. Mampu melakukan evaluasi pada anak usia toddler dengan diare akut dehidrasi  sedang.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI
Diare adalah buang air besar (defekasi)  dengan jumlah yinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengan padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari. Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis (Mansjoer,A.1999,501).

2.2 ETIOLOGI
1. Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus (Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).
2. Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-anak).
3. Faktor malabsorbsi : Karbihidrat, lemak,  protein.
4. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran dimasak kutang matang.
5. Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.

2.3 PATOFISIOLOGI

faktor infeksi F malabsorbsi F makanan F. Psikologi
KH,Lemak,Protein


Masuk dan ber meningk. Tek osmo toksin tak dapat   cemas
kembang dlm            tik     diserap
  usus

Hipersekresi air pergeseran air dan            hiperperistaltik
dan elektrolit elektrolit ke rongga
(    isi rongga usus)          usus menurunya kesempatan usus
menyerap makanan




D I A R E



Frek. BAB meningkat        distensi abdomen


Kehilangan cairan & elekt integritas kulit        
berlebihan      perianal


gg. kes. cairan & elekt As. Metabl mual, muntah



Resiko hipovolemi syok   sesak nafsu makan 

Gang. Oksigensi BB menurun

     
        Gangg. Tumbang

2.4 PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas
Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi  usus asimptomatik dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya .
2. Keluhan Utama
BAB lebih dari 3 x
3. Riwayat Penyakit Sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak. 
5. Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan, 
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.

7. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Penyimpanan  makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat tinggal.
8. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Photobucket