Kamis, 01 Desember 2011

Bermain Pada Anak

BERMAIN PADA ANAK



TIU :
Setelah mengikuti materi Bermain pada anak, peserta didik mampu membuat program bermain di R. Rawat Anak
TIK :
Peserta Didik mampu:
- Menjelaskan latar belakang bermain di RS
- Menjelaskan penyebab rasa takut dan cemas pd anak yang dirawat
- Menyebutkan dan menjelaskan Manfaat bermain di RS
- Menjelaskan Prinsip bermain di RS
- Menyebutkan Syarat ruang bermain di RS
- Menyebutkan Hal-hal yang perlu diperhatikan perawat dalam Program Bermain
- Membuat Rencana Program Bermain di Ruang Rawat Anak

PENDAHULUAN
Deklarasi hak-hak seorang anak (1979):
“Seorang anak mpy hak untuk dilahirkan, menerima kasih sayang dan pengertian, mendapatkan gizi yang cukup dan pelayanan kesehatan yang memadai, menikmati pendidikan serta memperoleh kesempatan bermain dan berekreasi. Mempunyai nama dan …”
Bukan sekedar pengisi waktu tetapi kebutuhan dasar anak, agar mengalami tumbang yang optimal
Dapat menstimulasi pertumbuhan fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas dan sosial
Kesempatan bermain bagi anak seharusnya didapatkan dimana saja anak berada.
PENGERTIAN
Bermain tidak dapat dipisahkan dari dunia anak
Huizinga (abad XVIII):
“Bermain merupakan tindakan sukarela yg dilakukan dlm batas tempat dan waktu, berdasarkan aturan-aturan yang mengikat tetapi diakui secara suka rela dgn tujuan yang ada dlm dirinya disertai dgn perasaan tegang dan senang serta dgn pengertian bahwa bermain merupakan suatu yang lain dalam kehidupan”
Bermain merupakan suatu aktivitas utk memperoleh kesenangan tanpa memikirkan hasil akhir, yg dilakukan secara spontan dan tanpa paksaan dr orang lain untuk memenuhi kepuasan fisik, emosi, sosial dan perkembangan mental shg anak dpt mengekspresikan perasaannya (takut, kesepian, fantasi dan kreativitasnya).

TEORI BERMAIN
Teori Rekreasi (Schaller,1841)
Pemainan adalah suatu kesibukan untuk menenangkan pikiran dan atau beristirahat
Teori Kelebihan Tenaga/teori pelepasan (Herbert Spencer,1968)
Kegiatan bermain anak ada karena ada kelebihan tenaga
Teori Atavistis (Stanley Hall,1970)
Di dalam permainan akan timbul bentuk-bentuk perilaku seperti bentuk kehidupan yang pernah dialami oleh nenek moyang
Teori Biologis (Karl Gross ’05 dan dr. Maria Montessori ‘07)
Permainan mempunyai tugas-tugas biologis untuk melatih bermacam-macam fungsi jasmani dan rohani
Teori Psikologis Dalam (Sigmund Freud ‘61 dan Adler ’67)
Permainan merupakan bentuk nafsu seksual di daerah bawah sadar (Freud), (Adler) Permainan merupakan nafsu di daerah bawah sadar yang bersumber dari adanya dorongan nafsu untuk berkuasa
Teori Fenomenologi (Prof. Kohnstamm ’85)
Permainan merupakan suatu fenomena atau gejala nyata, yang mengandung unsur suasana permainan, jadi tujuan bermain adalah permainan itu sendiri.
KLASIFIKASI BERMAIN
Ditinjau dari Isi :
Sosial affectif play
Sense of pleasure play
Skill play
Dramatic role play
Ditinjau dari Karakteristik Sosial bermain :
Solitary play
Pararel play
Assosiative play
Cooperative play

JENIS-JENIS PERMAINAN (Hetzer) :
Permainan fungsi
Permainan konstruktif
Permainan reseptif
Permainan peranan
Permainan sukses

JENIS PERMAINAN SESUAI TUMBANG
Usia 0 – 12 bulan
* Tujuan :
Melatih reflek
Melatih kerjasama mata & tangan
Melatih kerjasama mata & telinga
Mengenal sumber suara
Melatih kepekaan perabaan
Keterampilan dengan gerakan berulang-ulang
* Karakteristik Permainan:
Social affectif play
Sense of pleasure
Solitary play
Usia 1 – 2 tahun
* Tujuan :
Melatih imajinai/fantasi anak
Melatih melakukan kegiatan sehari-hari
Melatih kegiatan mendorong – menarik
Memperkenalkan sumber suara
* Karakteristik: Pararel Play & solitary play
* Jenis Permainan :
Alat permainan yang dpt ditarik/didorong,genderang, balok-balok besar,kardus besar, buku bergambar, kertas untuk corat-coret, pensil warna, permainan alat RT.
ÿÿvlcontÿÿÿÿs0ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿec ÿÿaautÿÿÿÿtlÿÿÿÿevel1ÿÿÿÿitap0 ÿÿÿÿÿÿid3767679
Usia 2 – 3 tahun
* Tujuan :
Menyalurkan emosi dan perasaan
Mengembangkan keterampilan berbahasa
Melatih motorik halus - kasar
Meningkatkan kecerdasan
Melatih kerjasama mata – tangan
Meningkatkan daya imajinasi
Membedakan permukaan dan warna benda
* Karakteristik: Pararel Play & solitary play

Usia 4 – 6 tahun
* Tujuan :
Mengembangkan berbahasa & pengertian berhitung
Merangsang daya imajinasi (bersandiwara)
Membedakan benda dengan perabaan
Menumbuhkan sportivitas
Mengembangkan kepercayaan diri, kreativitas
Mengembangkan koordinasi motorik
Mengontrol emosi, sosialisasi / bergaul dgn anak atau orang lain diluar rumah
* Karakteristik: Assosiative Play, dramatic play & skil play
Usia 6 - 12 tahun
* Tujuan :
Merangsang daya imajinasi (bersandiwara)
Menumbuhkan sportivitas
Mengembangkan kepercayaan diri, kreativitas
Mengembangkan koordinasi motorik
Mengontrol emosi, sosialisasi / bergaul
Melatif keterampilan fisik, intelektual, fantasi serta terlibat dengan kelompok
Karakteristik: Cooperative play

PERSYARATAN ALAT PERMAINAN
Aman: tdk terlalu kecil, runcing, tajam, mudah pecah
Ukuran dan Berat alat permainan harus sesuai dengan usia anak
Disainnya harus jelas
Kegunaan / fungsi alat permainan : mpy fungsi mengembangkan aspek motorik, bahasa, kecerdasan dan sosialisasi
Daya tahan alat permainan : tdk mudah rusak, mudah diperbaiki, bahan mudah didapat, harga terjangkau
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMAINAN ANAK
Kesehatan
Intelegensia
Jenis kelamin
Lingkungan
Status Sosial Ekonomi

FUNGSI BERMAIN PADA PERKEMBANGAN ANAK
Perkembangan fisik – motorik
Perkembangan kognitif dan bahasa
Perkembangan sosio – emosional
Kreativitas
Kepedulian
Nilai Terapeutik
Nilai moral
BERMAIN DI RUMAH SAKIT
By : Wahyu Hidayati, SKp



LATAR BELAKANG
Morandini (1982) :
“Pada saat anak dirawat di RS dapat mengakibatkan berhentinya perkembangan normal pada anak dan menimbulkan masalah-masalah baru yang berhubungan dengan ketakutan dan kecemasan”

PENYEBAB
Penyebab rasa takut dan cemas : Keadaan dan beratnya penyakit, lingkungan RS, sikap tenaga kesehatan, sikap orang tua & keluarga, konsep anak arti dirawat di RS, umur dan jenis kelamin anak, kepribadian anak,hubungan dgn keluarganya dan lamanya anak dirawat. (Robyn, 1991)

MANFAAT
Melanjutkan tumbang anak selama dirawat
Anak mampu mengembangkan kreativitasnya
Anak mampu beradaptasi dgn lingkunan RS
Meminimalkan dampak hospitalisasi
Mengelola rasa takut dan cemas
Membantu anak terbiasa dgn asuhan keperawatan
Mengilangkan konflik internal dalam diri anak
Media komunikasi perawat-anak-keluarga
Meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat penyembuhan

PRINSIP BERMAIN DI RS
Energi yang dikeluarkan anak harus seminimal mungkin
Waktunya singkat
Sederhana
Tidak boleh bertentangan dengan pengobatan yang diberikan pada anak
Menjaga keamanan
Mempertimbangkan kemungkinan terjadi infeksi silang

RUANG BERMAIN DI RS
Ruang khusus untuk bermain
Bebas dari situasi yang tidak menyenangkan
Berkesan informal

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN PERAWAT
Pengelompokan anak sesuai umur
Alat permainan sesuai dengan usia
Bermain di RS memerlukan supervisor/staf keperawatan/tokoh bermain (perencana program bermain)
Tokoh bermain hendaknya sudah pernah mendapat pendidikan/pelatihan yang berhubungan dengan tumbang, stimulasi dini dan pendidikan kesehatan pada keluarga

Tugas kelompok
Buatlah kelompok kecil yang beranggotakan 5 orang
Buatlah masing-masing kelompok program bermain di RS sesuai dengan kasus yang dibuat sendiri oleh kelompok
Alat permainan pokok yang digunakan dalam program bermain dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada disekitar dan mudah didapat (kreativitas)
Tahapan tugas
Buat kasus fiktif / nyata
Buat SAP Program Bermain di Rumah Sakit
Buat materi permainan
Presentasi di depan kelas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Photobucket