Sabtu, 03 Desember 2011

Asuhan Keperawatan Basalioma Nasolabial Sinistra

ASUHAN KEPERAWATAN BASALIOMA NASOLABIAL SINISTRA


BATASAN :
Merupakan tumor ganas dari kulit terdapat adanya lesi yang berbentuk ulkus nodule pada daerah wajah.

PATOFISIOLOGI
FAKTOR PREDISPOSISI :
a. Faktor dari luar : Radiasi, Bahan kimia, Trauma, Luka bakar, Peradangan kronik, dan Tahi lalat.
b. Faktor dari dalam : Genetika, Seroderma pigmentosum, nevus sebaseus, dan nevus epidermal yang linier.


TANDA-TANDA KEGANASAN KULIT :
1. Adanya rasa gatal dan nyeri.
2. Perubahan warna (gelap, pucat, dan terang).
3. Ukuran membesar dan permukaan tak rata.
4. Pelebaran tak merata kesamping.
5. Perdarahan.
6. Ulserasi / infeksi yang sukar sembuh.

RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT :
Biasanya keluhannya sudah lama, adanya rasa gatal, nyeri, adanya bercak pada kulit dan metastase.

KEPERAWATAN :
Masalah Keperawatan :
Ansietas
Gangguan penampilan diri.
Kerusakan integritas kulit.
Perubahan proses keluarga.
Perubahan nutrisi

Diagnosa keperawatan :
Ansietas yang berhubungan dengan lingkungan rumah sakit yang tak dikenal dan ketidak cukupan pengetahuan tentang kanker dan pengobatannya.
Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri yang berhubungan dengan perubahan dalam gaya hidup dan penampilan.
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan pada epidermis dan adanya lesi pada kulit muka.
Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan rasa takut berkaitan dengan diagnosa kanker (basalioma) kulit.
Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhannya yang berhubungan dengan penurunan masukan oral / tak adekwat dan peningkatan kebutuhan metabolisme penyakitnya.

INTERVENSI DAN RASIONAL
1. Ansietas yang berhubungan dengan lingkungan rumah sakit yang tak dikenal dan ketidak cukupan pengetahuan tentang kanker dan pengobatannya.

INTERVENSI RASIONAL
1. Berikan kesempatan pada keluarga dan klien mengungkapkan perasaannya (nyeri)
a. Lakukan kontak yang sering dan berikan suasana yang rileks .
b. Tunjukkan sikap tidak menilai dan mendengar penuh perhatian.
c. Gali perasaan dan perilaku sendiri.

2. Jelaskan rutinitas rumah sakit meliputi jadwal pemeriksaan, tujuan pengobatan, dan lingkungan rumah sakit.

3. Tunjukkan adanya harapan kesembuhan.




4. Tingkatkan aktivitas fisik dan latifan fisik.
1. Kontak sering oleh perawat menunjukkan perhatian, penerimaan dan menumbuhkan rasa percaya diri. Dan perawat sadar bagaimana pasien dan keluarga mengungkapkan perasaannya



2. Gambaran yang akurat tentang prosedur membantu menghilangkan ansietas dan ketidaktahuan klien.


3. Klien yang bereaksi terhadap diagnosis basiloma harus berharap kesembuhan. Harapan diperlukan untuk mengatasi beratnya beban pengobatan.

4. Aktifitas fisik memberikan pengalihan dan rasa normal. Klien yang melakukan latihan fisik dapat memperbaiki kualitas hidup.


2. Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri yang berhubungan dengan perubahan dalam gaya hidup dan penampilan.

INTERVENSI RASIONAL
1. Kontak dengan klien sering dan perlakukan dengan hangat serta sikap yang positif.
2. Berikan dorongan klien untuk mengekspresikan perasaannya dan pikirannya tentang hal-hal :
a. Kondisinya.
b. Perkembangannya.
c. Pronogsis.
d. Perawatan dan pengobatan.

3. Bantu klien untuk mengidentifikasi yang positif dan kemungkinan dengan penampilan yang baru.

4. Latih saat berpakaian dan higiene sesuai kebutuhan.

5. Bantu klien untuk meningkatkan kemandirian dan mempertahankan penampilan. 1. Kontak yang sering memberikan perhatian dan menumbuhkan rasa percaya diri pada klien.
2. Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan dapat memberikan jalan keluar untuk mengungkapkan rasa takut dan dapat meningkatkan kesadaran diri dengan mendekatkan pada kekuasaan Allah.


3. Perawat menegaskan aspek positif dan mendorong klien untuk memadukannya kedalam konsep diri yang baru.

4. Partisipasi dalam perawatan diri dan membantu koping positif.

5. Komponen yang sangat berpengaruh dari konsep diri adalah kemampuan untuk melaksanakan fungsi sehingga menurunkan ketergantungan pada orang lain.

3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan pada epidermis dan adanya lesi pada kulit muka.

INTERVENSI RASIONAL
1. Identifikasi tahap perkembangan ulkus atau kaji kedalaman ulkus.
2. Berikan lingkungan fisiologis dan aseptik terhadap luka.
3. Bersihkan dengan larutan yang tidak menyebabkan iritasi.

4. Berikan penjelasan dan lakukan kolaborasi dengan tim medis.

1. Agar dapat menentukan tingkat kerusakan dari integritas kulit.
2. Mencegah proses infeksi lebih lanjut.

3. karena iritasi dapat memperparah keadaan luka.

4. Agar keluarga mengerti keadaan pasien dan rencana tindakan yang diambil sehingga mudah mengambil keputusan dan memperlancar jalannya operasi/pengobatan.
4. Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan rasa takut berkaitan dengan diagnosa kanker (basalioma) kulit.

INTERVENSI RASIONAL
1. Tunjukan pengertian tentang situasi dan dampaknya pada keluarga.



2. Gali persepsi anggota keluarga tentang situasi dan berikan dorongan pengungkapan perasaan, seperti rasa bersalah, menyalahkan dan berduka.
3. Tentukan apakah mekanisme koping saat ini efektif.

4. Lakukan tindakan untuk meningkatkan kekuatan keluarga :
a. Akui bantuan anggota keluarga.
b. Libatkan keluarga dalam perawatan klien
c. Berikan dorongan untuk menggunakan humor.
d. Berikan dorongan untuk berkomunikasi
1. Mengkomunikasikan pengertian, kekhawatiran dan perhatian menumbuhkan rasa percaya dan menguatkan hubungan perawat dan klien.
2. pengungkapan dapat memberikan kesempatan untuk klarifikasi dan validasi serta kekhawatiran, menunjang kebutuhan keluarga.
3. Penyakit dari keluarga menyebabkan perubahan besar mendapatkan keluarga berisiko tinggi maladaptif.
4. Langkah-langkah ini dapat mempertahankan struktur keluarga dan fungsinya yang sudah ada pendukungnya.

5. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhannya yang berhubungan dengan penurunan masukan oral / tak adekwat dan peningkatan kebutuhan metabolisme penyakitnya.

INTERVENSI RASIONAL
1. Tentukan kebutuhan kalori klien yang realistik.

2. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekwat.

3. Berikan suasana makan yang releks dan siapkan porsi makannya.

4. Atur agar dietnya sesuai yaitu TKTP 1. Kerja sama dengan ahligizi penting untuk mendapatkan nutrisi yang adekwat.
2. Pemahaman tentang nutrisi sangat diperlukan sehingga klien dan keluarga menjadi lebih kooperatif.
3. Agar dapat meningkatkan selera makan klien.

4. Diperlukan untuk menganti kebutuhan atau bagian tubuh yang rusak dan dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
DAFTAR PUSTAKA


1. Mclane, alih bahasa Ni Luh Gede Yasmin, SKp (1994), Diagnosa Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

2. Lynda juall Carpenito alih bahasa Monika ester,SKp (1999), Buku Saku Diagnosa keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

3. Jan Tambayong,dr.alih bahasa Monika Ester SKp (1999),Patofisiologi Untuk Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

4. ……………, (1995), Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Bedah, Penerbit Bagian Ilmu bedah Fakultas Kedokteran Unibra RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.

3 komentar:

Photobucket